Sabtu, 18 Desember 2010

Siswi SMKN Madiun Melahirkan di Sekolah Terancam Dikeluarkan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Madiun geger karena salah satu siswinya melahirkan disekolah. Kepala SMK Negeri 2 Madiun Sumardiono mengatakan siswi yang melahirkan bayi prematur itu duduk di  kelas XI, berinisial R, 16 tahun.
“Menurut salah seorang guru, siswa ini izin karena mengeluhkan sakit perut setelah ujian semester. Akhirnya dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan setelah itu ditinggal,” tutur Sumardiono saat ditemui di sekolahnya Jalan Letjen Haryono 18, Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis siang (16/12).
Setelah didatangi kembali oleh salah satu guru, R sudah bersimbah darah dan air ketubannya pecah. Jabang bayi yang dikandungnya juga sudah keluar. Tak pelak kejadian ini membuat sekolah geger. “Akhirnya kami memanggil dokter dan bidan untuk memberikan pertolongan,” tambahnya. Peristiwa miris ini terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Setelah itu pihak sekolah memanggil orang tua R yang tinggal di Desa Rejosari, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun. “Setelah orang tuanya datang, siswa tersebut dibawa pulang dan dirawat di rumah sakit,” jelasnya.
Sumardiono menuturkan pihak guru sama sekali tidak curiga dengan kondisi fisik R yang diperkirakan sudah mengandung enam bulan. “Badan anaknya memang kecil dan dia pakai jilbab, jadi tidak terlalu terlihat kalau sedang hamil,” ungkapnya. Pihaknya sudah memutuskan mengembalikan R ke orang tuanya karena sudah melanggar aturan sekolah. “Setiap siswa yang masuk SMK sini sudah membuat surat pernyataan agar mematuhi aturan sekolah seperti tidak boleh nakal dan nikah serta larangan lainnya yang ditandatangani siswa dan orang tua,” katanya.
Ia menambahkan pihak sekolah bersama Komite Sekolah sebenarnya sudah mewanti-wanti agar orang tua melakukan pengawasan pada pergaulan anak diluar sekolah. “Kalau di sekolah, tugas kami yang memantau. Mungkin kejadiannya diluar sekolah,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi pergaulan bebas, pihak sekolah sebenarnya juga pernah melakukan tes kehamilan pada siswa. Sayangnya tes kehamilan ini hanya dilakukan pada siswa yang selama ini dicurigai melakukan pergaulan bebas. “Tapi hasilnya nihil. Ke depan dengan kasus seperti ini, kami akan melakukan tes kehamilan pada semua siswa. Siswa disni memang rentan karena 99 persen perempuan,” jelasnya.
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMK Negeri 2 Madiun, Heni, menambahkan selama ini R dikenal aktif dalam kegiatan sekolah. “Dia selama ini aktif baik dalam pelajaran, olahraga, organisasi sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya,” ucapnya.
Menurutnya, pihak sekolah juga sudah melakukan sosialisasi tentang bahaya pernikahan dini, HIV/AIDS, dan penggunaan narkoba. “Selain membuat surat pernyataan ketika masuk di sekolah, sosialisasi seperti itu sudah kerapkali dilakukan dengen kerjasama pihak terkait,” tandasnya.
Hingga kini R bersama bayinya yang masih prematur masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Seodono. Namun wartawan tidak diperbolehkan meliput. Pihak orang tua juga enggan dikonfirmasi atas kejadian yang menimpa R.

Madiunonline.com